Rss Feed
  1. Guru konselingku pernah bilang bahwa komunikasi antar kau dan ia yang saling memandang mata lekat-lekat, akan membawa kalian ke gelombang sama. Artinya, semua rasa dapat sama-sama dirasa.

    ***

    Sore itu seperti sore biasanya, sibuk dan saling mengabaikan. Sudah biasa, kita seperti semula merasa tidak harus saling bertegur sapa. Sekarang dan bahkan hari-hari sebelumnya, kita selalu bersama walau dalam gelombang berbeda. Maksudku, we aren't us yang dulu. Ternyata memang aku yang terlalu bersikeras pada keadaan, ya. Kau sudah berbeda, harusnya.. dulu.. kuterima. Namun aku terlanjur berkata bahwa aku akan berada di tempat yang selalu dapat kau lihat.
    I've made it. Aku disini, di tempat yang bisa kau lihat -melihatmu.

    Gurauan kawan terdengar makin lantang memenuhi ruangan. Kau di seberang sana, sesekali tertawa dengan lelucon sore ini. Ck, betapa aku rindu raut itu.
    Aku sudah tak peduli dengan penampilan, kupikir toh dulu saja kau menerimaku dalam keadaan terkucal sekalipun (situasi memang tidak bisa membuatku selalu cantik). 
    Lalu terpikir lagi, ah.. Sepertinya terlalu terburu. 
    Tetapi... First impressionmu..

    "Ney.. Rambutmu.." Bilangmu tiba-tiba. Telunjukmu sekarang sedang di salah satu bagian rambutmu sendiri, matamu berbicara pada mataku -seperti dulu-, memberi pertanda bahwa di rambutku ada sesuatu. Dan bibirmu? Tersenyum.
    Ah.. Sekarang kau telah membawaku ke waktu lalu.

    Aku meraba bagian poniku, membuang sesuatu itu darisana. Lalu Merapikannya.
    Apa yang kau lakukan omong-omong? Benarkah kau sedang memandangku lekat? Memandang bola mataku? Tanpa kata, hanya bibir yang terkulum?
    Ya Tuhan. Kami sedang dalam gelombang yang sama.

    Sepersekian detik, aku pergi menunduk. Dalam gelombang yang sama.. tidaklah semudah yang dikira. 

    Sama-sama merasa? Ya, tapi siapa yang lebih tahu hati manusia? Tidak ada kecuali Yang Maha Kuasa. 

    Semoga, apa yang kurasa kau juga sama. Ah, tidak juga!
    Semoga apa yang kurasa bilamana tak dalam tempatnya... Dihilangkan saja. 

    Sukses untuk kita.


  2. Why do birds suddenly appear, every time you are near?
    Just like me, they long to be close to you..
    Why do stars fall down from the sky, every time you walk by?
    Just like me, they long to be close to you..

    On the day that you were born the angels got together
    And decided to create a dream come true..
    So, they sprinkled moon dust in your hair of gold,
    And star-light in your eyes of blue..

    That is why all the girls in town follow you all around
    Just like me, they long to be close to you...

    On the day that you were born the angels got together
    And decided to create a dream come true..
    So, they sprinkled moon dust in your hair of gold,
    And star-light in your eyes of blue.

    That is why all the girls in town follow you all around.
    Just like me, they long to be close to you...
    Just like me, they long to be close to you...


    And I'm.. one of that girl in town,
    I long to be close to you..


  3. Notes

    Tuesday

    I NEED A SECOND CHANCE.

    Tuhan..
    Lain kali, aku yang akan mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum yang lain melakukannya.
    Lain kali, aku akan dengan berani menghadapkan diriku pada masalah, untuk mendapat pribadi yang lebih kuat, yang Kau sukai.
    Lain kali, aku akan memercayai diriku sendiri yang Kau ciptakan tanpa tak bertujuan.

    Berikan aku kesempatan lain Tuhan.
    Segala kuatku ada padaMu. Aku bertumpu atas setiap kesulitan pada kuasaMu.
    Bantulah, ridhailah.. Aamiin.


  4. Kemarin.
    Kemarin kita saling melihat bukan hanya dengan mata indera, namun juga dengan mata hati.
    Aku yakin kita begitu.
    Kalau tak begitu.. Mengapa disetiap lelah, kau menyempatkan mendengar ocehan dan rengekan tak berarti dari hari-hariku yang gelap, sementara harimu juga tak begitu cerah?
    Kalau tak begitu.. Mengapa kita bisa berbicara hanya dari saling memandang?
    Kalau tak begitu.. Mengapa matamu selalu beredar sebelum mataku kau temukan ketika kau hendak berpamitan pulang?

    Sayangnya hari kemarin sudah berlalu.

    Hari ini.
    Hari ini kau melihat hanya dengan mata indera, tak lagi mata hati bersua.
    Aku yakin kita begitu.
    Memang sulit punya rasa, kalau tandingannya logika.
    Aku saja yang terlalu peka, padahal mungkin kau biasa.

    Sayangnya hari kemarin sudah berlalu.

    Hari esok.
    Hari esok, dengan kau yang tak lagi melihat, mungkin mulai melupa menjadi awal untuk hari beda.
    Aku yakin kita begitu.
    Tak ada kata untuk semua, hanya iba dalam asa yang hampa.

    Ah. Sore itu, Rp.13.000, Ice Cream Cola.
    Masih kusimpan struknya baik-baik di meja belajar.