Rss Feed
  1. Titik

    Tuesday

    Hanya bertemankan mereka; sebuah laptop, sakit kepala, dan kemalasan yang membabi buta.
     
    Malam ini seram, bahagia tidak didapat. Kegalauan menguasai medan pikiran, menang. 

    Malam besok jangan. Jangan. 





  2. Marcus - Aiden

    Wednesday

    Percakapan bodoh yang pada akhirnya, dapat mengurungkan niat terbesarku sejak awal. Bisa dibilang, impianku sejak mengenal suara itu. Marcus, suaramu indah. Namun Aiden.. Anything for you.

    "Ye-ah.. Kau lebih menyukai suara Kyu dibandingkan suaraku ya? Kudengar kau ingin sekali berduet dengannya.."

    "Mm.. Haruskah kujawab?"

    "Tentu"

    "Ne."

    "Iya? Iya apa?"

    "Iya apa? Iya, yang tadi kau katakan benar, oppa."

    "Semuanya?"

    "Yup."

    "Kalau begitu, aku akan berlatih lagi agar suaraku lebih baik."

    "Hahaha. Donghae oppa.. Suaramu yang terbaik!"

    "Ye Eun-ah.. Sebenarnya aku tidak pernah setuju kalau kau jadi penyanyi kelak."

    "Wae? Suaraku jelek? Jahat."

    "Bukan begitu. Aku hanya tidak suka kalau kau bernyanyi untuk orang lain selain untukku. Apalagi berduet dengan laki-laki lain, menyebalkan.."

    "Mwo? Alasannya itu? Hahaha kekanak-kanakan. Lalu, apa yang kau lakukan dengan suaramu? Kau bernyanyi untuk berjuta wanita selain aku, oppa. Kau juga berduet dengan penyanyi-penyanyi cantik. Lebih menyebalkan.."

    "Biar saja. Cukup aku, kau jangan"

    "Hih. terserah kau saja oppa. Dasar childish."

    "Hahaha. Ya sudah, kau.. jangan berduet dengan Kyu. Denganku saja. Suaraku yang terbaik kan? Setuju ya, chagi?"

    "Ya ampun!"

    "Hahaha~"


    My Aiden, Marcus. 
    Looking at you both, feels like all of human being's luck, comes along for you indeed. How fascinate.




  3. Merintih asa
    Terpeka rasa
    Aku, tersiksa.
    Cita telah kuasa
    Mematikan suka
    Cinta akan bisa
    Menarik makna
    Untuk terbuka.
    Jiwa diterpa
    Ramah tak ada
    Kuat dibara
    Kokoh ditimpa
    Aku, terbiasa.

    Cinta tersita
    Untuk cita.


  4. Kalau Kau mengizinkan dan meridoi..
    Dekatkan aku dengan cita-cita terbesar nomor tiga dalam hidup, being a generous doctor, in future.

    Tuhan... Tolong.

  5. Langit putih pagi hari, hiasan awan hitam mengiringi

    Tatapku penuh dari bumi, senyum murni menghiasi



    Angin sepoi penyentuh kalbu, makin lama makin serdadu

    Pikirku cepat meliku, untuk siapa ini rindu



    Pohon hijau sedikit rimba, bergoyang nampak tak ceria

    Luka hati akan cinta, mengering sudah oleh cita



    Embun pagi lama tergantung, bening indah terdiam di ujung

    Hidup.. memang sedih senang tak tanggung-tanggung

    Lebih baik pada Tuhan kita menjunjung.



    15 Juli 2012. Ireneu Lestari, dengan awan pagi yang indah nan gelap sebagai kawan.