Rss Feed
  1. 23 Januari 2013

    Wednesday

    Tuhanku Allahku..

    Ijinkan aku menjadi saksi, dan selalu ada disamping dia sampai citanya diijabah olehMu.
    Ijinkan aku menjadi aku yang selalu dia sadari, bahwa dia benar-benar disayangi.

    Ijinin kami jadi kami, yang bisa saling bercermin dengan senyum di bibir kami, kelak.
    Senyum bahagia, ketika kami lihat masing-masing, diijabah citanya olehMu.
    Persis seperti ketika melihat cermin.
    Satu pantulan yang sama.
    Kesuksesan yang sama.
    Walaupun perjuangan yang berbeda.

    Ayu Indah Sari my dear, aku yakin kamu akan sukses sebagai Generous Doctor kelak.
    Aku yakin kita akan sama-sama  memakai jas putih kebanggaan kita, kelak.
    Saat itu terjadi, kita pasti saling berpandangan, dan.. berair mata.
    Haru, Yu.
    Yakin aku, Yu.

    Semangat ya my dear, semangat. Maaf buat segalanya, ya..

    Saat kamu baca ini nanti, aku yakin kamu sudah jadi mahasiswi kedokteran. Pun aku.
    Nanti, kita satu kelas lagi. Nanti, kita sebangku.. atau paling tidak, kita bersebelahan kursi lagi.
    Nanti, giliran aku yang mengajari kamu anatomi, bukan kamu yang mengajariku matematika seperti di SMA.

    Semoga Allah selalu memberi jalan untuk fk-kita. Amin Ya Rabb.






  2. Menurut intuisiku, kita berjodoh, Nik. Nama kita saja sama. Kamu tahu, nama kita sebenarnya satu. Hanya terpaut versi, versi untukku dan untukmu. Ketika seorang teman memanggil kata “Nik!” saat kita sedang bersama –entah memanggilmu, atau memanggilku-, kita akan menoleh bersama. Jodoh! Bahkan nama saja memberi tanda kalau kita ditakdirkan untuk menjadi satu hati. Aku semakin menyukai ini semua Nik, dengan segala ketidakjujuran yang kita jalani. Ketidakjujuran yang jauh dari kebohongan kotor, karena kita benar-benar saling mencinta.

    Dear, Nicholas yang sekarang sedang berbaring dengan mata yang sama ketika sedang berdiri.

    Ada banyak yang tidak kumengerti dari kedekatan kita; aku tidak pernah berselera mengungkapkan kemarahanku padamu. Entah kamu yang terlalu baik, atau aku menjadi terlalu baik sejak bersamamu, hingga hampir tidak pernah kita bersama-sama bertegang urat hanya untuk saling mengutuk.

    Ketika cemburu memburu, yang bersitegang adalah mata. Kamu akan mengerti arti dari pandangan mata–mata bulatku, pun aku akan mengerti arti dari pandangan mata-mata garismu. Aneh, kecembruan ternyata hanya seilmu satu indera, mata. Ajaib.

    Sudah. Sampai saat ini, tidak ada kesalahan yang menggangguku selain serangan rasa cemburu. tentang yang satu ini, aku sangat tahu kita akan bersama-sama menjauhkan diri dari cinta-berbentuk-sama-yang-selain-kita. Tentang diluar ini, kamu yang terlalu sempurna, atau keadaan yang menjadi sempurna setelah adamu, Nik? Aku suka. Aku tidak bosan, aneh.

    Nicholasku yang hatinya berjuta kali lipat lebih murni dari bear-brand milk di toko sebelah,

    Jangan-jangan kamu punya warning alarm di kamarmu ya? Yang kamu hubungkan dengan CCTV di kamarku. Setiap kali sedih, kamu seakan tahu. Kamu datang dengan sedikit bicara, lalu tiba-tiba memintaku bernyanyi. Singing is the best way to express my mood, relieve the pain and increase the please.  Hanya satu kali  aku mengatakannya padamu, dan seumur perkenalan, kamu menerapkannya dalam kebiasaan. Demi aku, demi aku. I love you.

    Ketika sakit melanda, aku bersikeras menyembunyikannya darimu. Aku membeli makan sendiri, membeli obat sendiri. Dan hampir disetiap sakitku, kamu menelefon lama –tidak seperti biasa- yang membuat ketersembunyian  atas sakit itu diketahui. Lalu kamu akan datang, tidak membawa makanan atau obat karena tanpa diberitahu, kamu mengerti aku pasti sudah melakukannya. Kamu hanya akan membawa mata-mata garis itu dengan sayu, bersedih. Lalu kamu bilang “Jangan begini lagi”. Aku akan menjawab “Iya. Janji, maaf..” -bohong. Aku pasti akan begini lagi. Aku tidak ingin, sama sekali tidak ingin membuatmu sulit, walau cuma secuil.

    I love you. I love you. Tidak perlu berlebihan, karena cukup tiga kata ini, dapat bekerja bagai jampi ajaib yang kuasa menekan lembut ruang jantungku hingga alirannya mendesir cepat ke seluruh kapiler tubuh.

    Nicole, a girl who loves you a bunch.  

  3. Aiden. Pssst, I'll tell you something.
    Nicole told me that.. You remind her of Nicholas.
    You both resemble of another.

    Then, she whispered me. She said that unfortunately.... you're just a man on the poster. Ugh.
    I said.. why it's gonna be unfortunating? She has Nicholas bytheway.
    And she answered, "If he were real.. I bet on all stuffs I love, you would do the same as I do to Nicholas."

    Oh, of course. Nicole loves Nicholas so much. She does.