Rss Feed
  1. Masa indah dibelakang sekarang, sedang mondar-mandir di pikiran. Sangat sibuk. Refleksinya, bibir ikut-ikut  sibuk, pegal pula. Ya.. senyum memang tidak bisa direm, malah makin pegal.
    Sudahlah, senyum, ya senyum saja.

    Aku rindu dulu. Ketika duniaku ia bawa ke negeri yang selalu pagi. Ketika pohon, kabut, pegunungan, langit abu, awan putih, dan burung merpati selalu hadir di ufuk khayal, menjelma bagai kawan berangkat sekolah yang diidamkan hadirnya. Juga, ketika lukisan kehidupan yang selalu indah, ia bungkus apik.
    Aku merasa terberi, walau tidak ia beri.

    Iya.. ini tentangmu. Tentangmu..

    Aku rindu, sedang rindu kau yang dulu berdiri jauh disana, di koridor berlantai merah tua, memakai baju hangat warna jeruk. Kawanku bilang, kau di siang hari, bak air di pagi hari. Segar.
    Ditambah baju hangat itu, sosokmu lebih dari segarnya jeruk yang baru dipetik.

    Aku rindu kala tatapmu menghujam tatapku. Selalu, aku kalah lalu menunduk. Walau begitu, aku rela tak menjadi pemenang. Asal lawanku, kau.
    Kau itu.. memang memabukkan. Candu.

    Kak, dulu aku meniru tanganmu ketika menggandeng stang motor.
    Sayang, ketika keberuntungan disisi, tak tahu apa yang harus diperbuat. Terlalu gugup.

    Akhirnya, kau melangkah cepat.
    Sungguh singkat.



    Baik-baik ya.
    Tak apa kan aku merindu, memang rasa sulit dicipta.



  2. 0 comments:

    Post a Comment