Rss Feed
  1. Kemarin.
    Kemarin kita saling melihat bukan hanya dengan mata indera, namun juga dengan mata hati.
    Aku yakin kita begitu.
    Kalau tak begitu.. Mengapa disetiap lelah, kau menyempatkan mendengar ocehan dan rengekan tak berarti dari hari-hariku yang gelap, sementara harimu juga tak begitu cerah?
    Kalau tak begitu.. Mengapa kita bisa berbicara hanya dari saling memandang?
    Kalau tak begitu.. Mengapa matamu selalu beredar sebelum mataku kau temukan ketika kau hendak berpamitan pulang?

    Sayangnya hari kemarin sudah berlalu.

    Hari ini.
    Hari ini kau melihat hanya dengan mata indera, tak lagi mata hati bersua.
    Aku yakin kita begitu.
    Memang sulit punya rasa, kalau tandingannya logika.
    Aku saja yang terlalu peka, padahal mungkin kau biasa.

    Sayangnya hari kemarin sudah berlalu.

    Hari esok.
    Hari esok, dengan kau yang tak lagi melihat, mungkin mulai melupa menjadi awal untuk hari beda.
    Aku yakin kita begitu.
    Tak ada kata untuk semua, hanya iba dalam asa yang hampa.

    Ah. Sore itu, Rp.13.000, Ice Cream Cola.
    Masih kusimpan struknya baik-baik di meja belajar.



  2. 0 comments:

    Post a Comment