Menurut
intuisiku, kita berjodoh, Nik. Nama kita saja sama. Kamu tahu, nama kita
sebenarnya satu. Hanya terpaut versi, versi untukku dan untukmu. Ketika seorang
teman memanggil kata “Nik!” saat kita sedang bersama –entah memanggilmu, atau
memanggilku-, kita akan menoleh bersama. Jodoh! Bahkan nama saja memberi tanda
kalau kita ditakdirkan untuk menjadi satu hati. Aku semakin menyukai ini semua
Nik, dengan segala ketidakjujuran yang kita jalani. Ketidakjujuran yang jauh
dari kebohongan kotor, karena kita benar-benar saling mencinta.
Dear,
Nicholas yang sekarang sedang berbaring dengan mata yang sama ketika sedang
berdiri.
Ada
banyak yang tidak kumengerti dari kedekatan kita; aku tidak pernah berselera
mengungkapkan kemarahanku padamu. Entah kamu yang terlalu baik, atau aku
menjadi terlalu baik sejak bersamamu, hingga hampir tidak pernah kita
bersama-sama bertegang urat hanya untuk saling mengutuk.
Ketika
cemburu memburu, yang bersitegang adalah mata. Kamu akan mengerti arti dari
pandangan mata–mata bulatku, pun aku akan mengerti arti dari pandangan mata-mata
garismu. Aneh, kecembruan ternyata hanya seilmu satu indera, mata. Ajaib.
Sudah.
Sampai saat ini, tidak ada kesalahan yang menggangguku selain serangan rasa
cemburu. tentang yang satu ini, aku sangat tahu kita akan bersama-sama
menjauhkan diri dari cinta-berbentuk-sama-yang-selain-kita. Tentang diluar ini,
kamu yang terlalu sempurna, atau keadaan yang menjadi sempurna setelah adamu,
Nik? Aku suka. Aku tidak bosan, aneh.
Nicholasku
yang hatinya berjuta kali lipat lebih murni dari bear-brand milk di toko sebelah,
Jangan-jangan
kamu punya warning alarm di kamarmu
ya? Yang kamu hubungkan dengan CCTV di kamarku. Setiap kali sedih, kamu seakan
tahu. Kamu datang dengan sedikit bicara, lalu tiba-tiba memintaku bernyanyi. Singing is the best way to express my mood,
relieve the pain and increase the please. Hanya satu kali aku mengatakannya padamu, dan seumur perkenalan,
kamu menerapkannya dalam kebiasaan. Demi aku, demi aku. I love you.
Ketika
sakit melanda, aku bersikeras menyembunyikannya darimu. Aku membeli makan
sendiri, membeli obat sendiri. Dan hampir disetiap sakitku, kamu menelefon lama
–tidak seperti biasa- yang membuat ketersembunyian atas sakit itu diketahui. Lalu kamu akan datang,
tidak membawa makanan atau obat karena tanpa diberitahu, kamu mengerti aku
pasti sudah melakukannya. Kamu hanya akan membawa mata-mata garis itu dengan
sayu, bersedih. Lalu kamu bilang “Jangan begini lagi”. Aku akan menjawab “Iya.
Janji, maaf..” -bohong. Aku pasti akan begini lagi. Aku tidak ingin, sama
sekali tidak ingin membuatmu sulit, walau cuma secuil.
I love
you. I love you. Tidak perlu berlebihan, karena cukup tiga kata ini, dapat bekerja
bagai jampi ajaib yang kuasa menekan lembut ruang jantungku hingga alirannya
mendesir cepat ke seluruh kapiler tubuh.
Nicole,
a girl who loves you a bunch.
aku .. pengen nangis bacanya.
emang bener ya kata iren, tulisan-tulisan iren di blog itu atas pengalaman, sesuai suasana. feelingnya kerasa banget *berasa ngomentar ff*
selalu. pantengin blog iren. baca setiap kata, uraian hati seorang "Ireneu Lestari"
dan aku selalu suka.
siapapun itu Nicholas, beruntung dapet gadis seperti Nicole, pun Nicole yang beruntung bisa dapet seseorang yang begitu spesial.
perhatiannya bikin ...
ah sudahlah.
ini sih sama kayak tulisan kak dista. sungguh. :D
Pengalaman yang tak pernah teralami :p
Yang ini sih jujurnya bukan "pengalaman", tapi lebih ke "wishing" ;;)
Aih. Setiap cinta selalu menyimpan keberutungan ketika mereka dipertemukan.
Termasuk cintamu dan jodohmu kelak ya ;)